Selamat Datang

Selamat Datang........di Blog MTsN Giriloyo, yang adem...ayem...

Jumat, 24 Juni 2011

Siswa MTsN Giriloyo Juara LKTI Se-DIY

Siswa MTsN Giriloyo
Pemenang I Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat DIY



Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat DIY, yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Tekhnologi Industri atau SMTI diikuti oleh 10 finalis dari SMP se-DIY. Dari 10 finalis tersebut MTsN Giriloyo adalah satu-satunya Madrasah yang berhasil mengikuti final,  selebihnya adalah dari SMP. Presentasi dilakukan pada hari kamis, tanggal 19 Mei di ruang Kusuma SMTI Yogyakarta, dengan dewan yuri dari LPMP, UNY, dan Balai Bahasa. Pada hari itu juga kemudian diumumkan pemenangnya. Pemenang I dari MTsN Giriloyo, Pemenang II dari SMP I Turi,  Pemenang III dari SMP I Piyungan, Harapan I dari SMP 2 Panjatan, Harapan II dari SMP Budi Mulia II, dan Harapan III dari SMP 4 Pakem.
Dari MTsN Giriloyo diwakili oleh Nafi’atus Sa’adah dan Latifatul Ngazizah dengan guru pembimbing Puji  Lestari, S.Pd. Judul Penelitiannya adalah : Manfaat Melimpah dari ”Pohon Liar” Muntingia Calabura. Muntingia Calabura/talok sengaja dipilih menjadi objek penelitian karena di MTsN Giriloyo memang banyak ditanam pohon talok untuk penghijauan sejak dua tahun lalu. Selain untuk penghijauan, ternyata buah talok juga diketahui dapat mengurangi nyeri pada penderita asam urat. Pada penelitian ini talok diolah menjadi jam/selai talok dan dodol talok yang merupakan inovasi dari pengolahan buah talok.
Sebagai pemenang pertama, mereka mendapatkan piala, piagam, dan uang pembinaan sebesar satu juta rupiah, serta berhak masuk SMTI tanpa tes. Semoga itu semua dapat memacu mereka untuk lebih berprestasi di kemudian hari .


Juara Lomba Kreasi Inovasi Media Pembelajaran

GURU MTsN GIRILOYO RAIH JUARA LOMBA KREASI DAN INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN TINGKAT NASIONAL TAHUN 2009




Guru IPA MTsN Giriloyo, Puji Lestari, S.Pd berhasil meraih juara II dalam Lomba Kreasi dan Inovasi Media Pembelajaran SMP untuk mata pelajaran IPA yang diadakan pada tanggal 9 s/d 13 November 2009 di Cipayung Bogor. Penelitian yang diajukan berjudul : Penggunaan Indikator Kertas Dari Bahan Alami Untuk Uji Larutan Asam Basa Sebagai Alternatif Pengganti Kertas Lakmus. Lomba tersebut diadakan oleh Direktorat Pembinaan SMP Depdiknas untuk guru-guru mata pelajaran Matematika, IPA, Bhs Inggris, Bhs Indonesia, IPS, dan PKN dengan finalis sebanyak 198 peserta. Dan guru MTsN Giriloyo tersebut menjadi satu-satunya peserta dari MTs, karena memang yang mengadakan depdiknas, sehingga pesertanya semua dari SMP. Pengumuman dan Penyerahan hadiah dilakukan oleh Mendiknas Moh. Nuh di kantor Depdiknas Jakarta.
Pada saat yang bersamaan, tanggal 9 November 2009 Guru IPA MTsN Giriloyo tersebut juga memperoleh penghargaan dari Perpustakaan Nasional RI di Jakarta karena berhasil menjadi salah satu Pemenang Lomba Penulisan Artikel Tingkat Nasional tentang Kepustakawanan Indonesia. Namun kali ini baru berhasil membawa Juara Harapan 2. Dengan judul artikel : Peran Perpustakaan Nasional dalam Pelestarian Budaya Bangsa di Era Global. Walau hanya Juara Harapan II, namun bu guru ini sudah merasa senang karena berkesempatan masuk ke Kantor Perpustakaan Nasional Jakarta sekaligus Kantor Depdiknas Jakarta dan banyak belajar di sana.

Kamis, 23 Juni 2011

Guru MTsN Giriloyo Juara

Guru MTsN Giriloyo
Pemenang I LKIG Ke-18 Bidang MIPATEK
LIPI-AJB BUMIPUTERA



Lomba Kreativitas Ilmiah Guru ke-18, merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh LIPI dengan sponsor utama AJB-Bumiputera. AJB-Bumiputera selalu menjadi sponsor acara ini, karena ternyata pendiri AJB-Bumiputera ini adalah 3 orang guru yang didirikan pada tahun 1912.
Pada tahun ini sebanyak 18 guru keluar sebagai pemenang Lomba Kreativitas Ilmiah Guru atau LKIG ke-18 yang digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Para pemenang tersebut merupakan hasil seleksi 25 final yang dilaksanakan di Depok, Senin (2/8/2010).
Deddy Setiapermana, Kepala Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan IPTEK Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (BKPI-LIPI) menyatakan, jumlah guru yang menjadi peserta LKIG tahun ini mencapai 348 orang. “Tingkat SD sebanyak 66 orang, SMP bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) sejumlah 54 orang, SMP bidang Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi (Mipatek) sejumlah 69 orang, SMA IPSK sebanyak 58 orang, dan SMA Mipatek 101 orang.
Tahun ini perwakilan guru dari Yogyakarta yang masuk finalis LKIG Ke-18 Kerjasama antara LIPI dan  AJB-BUMIPUTERA ada 3 yaitu Sri Haryani Wahyu Lestari, M.Pd dari SDN Depok 1, Joko Sulistyo, M.Pd dari SMP 2 Bambanglipuro, Bantul mewakili bidang IPSK, dan Puji Lestari, S.Pd dari MTsN Giriloyo, Bantul mewakili Bidang MIPATEK.
Setelah melalui presentasi di depan  dewan yuri dari LIPI, dan UNJ pada tanggal 2 Agustus, maka pada malam penutupan tanggal 4 Agustus dipilihlah 3 pemenang dari masing-masing bidang bertempat di Hotel Bumi Wiyata, Depok.  Adapun  finalis dari DIY yang menjadi pemenang yaitu Sri Handayani Wahyu Lestari, M.Pd (SDN Depok 1/Sleman, Yogyakarta), adalah pemenang I Tingkat Guru SD. Sedangkan Puji Lestari, S.Pd dari MTsN Giriloyo sebagai Pemenang I Tingkat Guru SMP Bidang MIPATEK. Yang menarik adalah ia menjadi satu-satunya finalis yang berasal dari Madrasah.  Adapun penelitiannya berjudul ”Bunga Waru sebagai Media Praktikum Asam Basa untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa”. Bunga Waru disini dibuat dalam bentuk ”Kertas Bunga Waru atau Kain Bunga Waru” dan ”Koktail Bunga Waru”, sehingga lebih menarik bagi siswa dalam pembelajaran. Tahun sebelumnya1 guru MTsN Giriloyo ini juga menjadi Pemenang Kedua dalam Lomba Kreasi dan Inovasi Media Pembelajaran Tingkat Nasional yang diadakan oleh Depdiknas.
          Dengan demikian Yogyakarta terdapat 3 finalis, 2 diantaranya menjadi pemenang I. Para finalis memperoleh piagam penghargaan dari LIPI, Piagam penghargaan dari AJB-BUMIPUTERA, tropi dari LIPI, souvenir serta uang pembinaan yang cukup menggiurkan.

Hijaukan Lingkungan Sekolah Kita

HIJAUKAN LINGKUNGAN SEKOLAH KITA


Lingkungan Sekolah MTsN Giriloyo yang hijau

Pendahuluan
            Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 puncaknya akan dilaksanakan pada 5 Juni 2011, dengan mengangkat tema “Forests: Nature at your Service” yang peringatannya akan dipusatkan di New Delhi India. Tema ini menekankan akan pentingnya hutan yang memiliki fungsi memberikan pelayanan bagi kehidupan manusia secara berkelanjutan. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia menjadi momentum untuk merangsang kesadaran publik seluruh dunia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.
            Di Indonesia, tema hari lingkungan hidup menjadi “Hutan Penyangga Kehidupan”, yang memiliki makna pentingnya hutan sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan manusia dan kepentingan semua makhluk hidup lainnya di dunia. Fungsi hutan tersebut hanya dapat tercapai bila hutan tetap terjaga kelestariannya. Karena tiada yang lebih berharga daripada kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan hidupnya dimana termasuk didalamnya adalah ekosistem tempat hidup flora dan fauna. Lalu apa hubungannya dengan sekolah kita? Apakah sekolah/madrasah kita mau dibuat hutan? Atau madrasah kita harus punya hutan kecil? Atau lingkungan sekolah kita ditata sedemikian rupa sehingga nampak hijau dan bisa berfungsi sebagai penjaga keseimbangan seperti hutan? Agaknya yang terakhir inilah yang dapat dilakukan sekolah/madrasah.
Mengapa perlu Green School ?
            Mengingat kondisi dunia sekarang ini yang sangat mengkhawatirkan dengan adanya global warming, maka usaha-usaha yang serius harus mulai dilaksanakan khususnya dapat dimulai dari kalangan yang terdidik. Sekolah/madrasah sebagai wahana untuk menempa diri menjadi seorang yang cakap dan berkualitas tentunya memiliki peran yang sangat besar dalam . usaha menjadikan insan-insan yang bukan saja cerdas tetapi juga harus ramah terhadap lingkungan sekitar. Untuk itulah, kemudian banyak sekolah-sekolah/madrasah yang kemudian menerapkan Green School.
            Sebenarnya apa Green School itu ? Mengapa sekolah -sekolah perlu mendukung program Green Scool? Green School atau sekolah hijau bukanlah sekedar sekolah/madrasah yang bercat hijau, mulai dari temboknya yang hijau, maupun gentengnya yang juga hijau, seperti kebanyakan madrasah saat ini, tetapi lebih dari itu. Walaupun sudah memberi nuansa hijau yang cukup menyejukkan, namun tidaklah cukup sampai disitu. Sekolah/madrasah hijau merupakan sekolah/madrasah yang memiliki wawasan terhadap lingkungan dimana semua warga sekolah memiliki kesadaran dan perilaku yang ramah lingkungan dalam rangka meningkatkan mutu hidup.
            Penataan Lingkungan Madrasah menjadi Green School merupakan penataan lingkungan sekolah yang diharapkan dapat menciptakan suasana yang asri, sejuk, bersih, sehat dan nyaman yang dapat mendukung proses pelaksanaan KBM yang bisa dirasakan manfaatnya baik di lingkungan sekolah maupun bagi lingkungan di luar sekolah. Lingkungan sekolah yang kondusif sangat diperlukan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas melalui proses belajar mengajar yang bermutu. Lingkungan yang kondusif juga dapat mendorong terwujudnya pola hidup bermutu yang diperlukan dalam meningkatkan daya saing bangsa di mata dunia, sekaligus dapat melestarikan kekayaan sumber daya alam hayati Indonesia. Sehingga, jika program Green school dapat dilaksanakan dengan baik, dimasa datang sekolah/madrasah dapat menjadi contoh bagi masyarakat akan kepeduliannya terhadap lingkungan yang jauh dari kegersangan.
            Lingkungan sekolah yang hijau/tidak gersang akan membuat proses belajar-mengajar menjadi lebih kondusif. Lalu bagaimana caranya membuat lingkungan sekolah kita menjadi hijau dan nyaman? Berikut ini beberapa cara yang dapat kita terapkan :
  1. Jangan buang sampah sembarangan, hal ini sering kita lihat di lingkungan sekolah kita.
  2. Tanam pohon apa saja disekitar lingkungan sekalah/madasah, karena satu pohon dapat mengurangi 1 ton karbon dioksida, selain itu juga dapat digunakan dalam pembelajaran IPA yang berbasis lingkungan.
  3. Pengelolaan limbah/sampah dan air, tempat sampah disediakan tempat sampah organik dan anorganik
  4. Mengurangi pemakaian CFC seperti pada kulkas dan AC, dan pemakaian benda dengan cara spray.
  5. Mengurangi pemakaian kantong plastik atau benda apapun yang sulit terurai
  6. Pakailah motto “BIKE TO SCHOOL”
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh komunitas sekolah/madrasah baik oleh guru, karyawan maupun para siswa sendiri. Tentu program Green School dapat berjalan baik, jika didukung oleh adanya kebijakan sekolah yang peduli terhadap lingkungan.
Kebijakan Sekolah Peduli Lingkungan
            Program penghijauan sekolah/green school dapat berjalan baik, tak lepas dari adanya pengelolaan lingkungan hidup. Sehubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup, ada dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu infrastruktur sekolah dan kultur sekolah, keduanya saling terkait, dan tidak bisa berdiri sendiri. Infrastruktur sekolah meliputi konstruksi bangunan yang berventilasi, jalan, listrik dan daya penerangan, telepon, sumber dan instalasi air bersih, tempat dan sarana pembuangan air limbah, dan sebagainya. Sementara kultur sekolah, meliputi :
  1. Menerapkan 7K yaitu kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, kerindangan, kesehatan dan keamanan.
  2. Memiliki budaya yang ramah dan santun dengan nuansa kekeluargaan
  3. Melaksanakan Trias UKS yaitu penyelenggaraan pendidikan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
  4. Memenuhi standar sekolah sehat
Untuk mewujudkan sekolah hijau/green school yang peduli lingkungan, diperlukan partisipasi seluruh komponen dan stakeholders pendidikan untuk bersama-sama berikhtiar dan berkampanye peduli lingkungan hidup, hingga tercipta “tanaman  penyangga kehidupan”. Seperti di MTsN Giriloyo, yang nampak sejuk dan rindang walaupun hanya ditanami pohon talok. Terdapat 23 pohon talok di MTsN Giriloyo yang dapat menjadi penyangga kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kita dapat mengambil buah talok untuk mengobati asam urat, sementara itu terdapat makhluk hidup lain yang lalu lalang silih berganti hinggap di pohon talok tersebut. Mulai dari burung-burung, kupu-kupu,  kelelawar, bahkan  anak-anak kecil sering mampir ke pohon yang memberi kerindangan itu. Walaupun sederhana, terbukti pohon talok yang merupakan pohon liar telah memberikan kehidupan bagi beberapa makhluk ciptaan Allah. Untuk itu mulai sekarang tanamlah pohon apasaja di sekolah/madrasah yang dapat memberi naungan kehidupan baik bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya, sehingga program Green School dapat terwujud nyata, tidak hanya nampak temboknya saja yang hijau, tetapi secara keseluruhan dengan makna tersirat maupun tersurat.Semoga !
Oleh : Puji Lestari, S.Pd
Penulis adalah guru IPA di MTsN Giriloyo